Search
Close this search box.

Waspadai Autisme Virtual, Dampak Negatif Penggunaan Gawai Berlebih pada Balita

Di era digital, gawai telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, bagi anak-anak balita, paparan berlebih terhadap gawai justru bisa menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari banyak orang. Salah satunya adalah kondisi yang dikenal dengan Autisme Virtual.

Apa Itu Autisme Virtual?

Autisme virtual merupakan kondisi yang menyerupai gejala autisme, namun bukan termasuk dalam spektrum autisme klasik. Istilah ini muncul untuk menggambarkan gangguan perkembangan anak yang terjadi akibat minimnya interaksi sosial dan komunikasi nyata, karena terlalu sering berinteraksi dengan layar gawai.

Menurut para ahli, anak yang terpapar layar secara intens pada usia dini, khususnya antara 1 hingga 3 tahun, bisa menunjukkan gejala seperti kurangnya kontak mata, tidak merespons saat dipanggil, serta perilaku yang cenderung repetitif atau tidak lazim. Semua ini terjadi bukan karena faktor genetik, melainkan karena kurangnya stimulasi sosial yang sehat.

Apa Bedanya dengan Autisme Sesungguhnya?

Walaupun gejalanya mirip, autisme virtual berbeda dengan autisme. Salah satu perbedaan utamanya adalah kemungkinan pemulihan. Anak-anak dengan autisme virtual biasanya mengalami perbaikan signifikan saat paparan gawai dikurangi atau dihilangkan. Mereka mulai menunjukkan peningkatan kontak mata, ekspresi wajah yang sesuai, serta keterlibatan sosial yang lebih baik.

Sebaliknya, anak dengan autisme karena faktor genetik akan menunjukkan sifat-sifat autistik yang menetap, meskipun penggunaan gawai dikurangi. Mereka cenderung memiliki kecenderungan bawaan terhadap pola-pola repetitif yang tidak semata-mata disebabkan oleh lingkungan.

Baca juga: Hydrophobia: Gejala Medis Serius yang Menjadi Tanda Kritis Infeksi Rabies

Mengapa Orang Tua Perlu Waspada?

Banyak orang tua memberikan gawai kepada anak sebagai bentuk hiburan atau untuk menenangkan anak yang rewel. Tanpa disadari, kebiasaan ini mengurangi waktu interaksi langsung, padahal di usia emas (golden age), anak sangat membutuhkan stimulasi sosial, seperti berbicara, bermain, dan merespons ekspresi orang lain.

Jika tidak diatasi sejak dini, autisme virtual bisa mengganggu perkembangan kognitif dan emosional anak, meskipun secara teknis kondisi ini masih bisa dibalik dengan perubahan pola asuh dan stimulasi yang tepat.

Langkah Pencegahan Autisme Virtual

  1. Batasi waktu layar: WHO menyarankan anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan waktu layar sama sekali.

  2. Tingkatkan komunikasi langsung: Ajak anak bicara, bermain peran, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

  3. Berikan stimulasi yang tepat: Mainan edukatif, membaca buku bersama, dan bermain di luar ruangan bisa menjadi alternatif terbaik daripada gawai.

  4. Jadwalkan waktu berkualitas bersama anak setiap hari, tanpa gangguan dari ponsel atau TV.

superadmin

RECENT POSTS

CATEGORIES